Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya. Pepatah ini memang terdengar klise ya. Tapi jika kita datang ke suatu tempat baru yang jauh dan sangat berbeda dengan tempat tinggal kita atau tempat kita berasal, baru deh kita bilang aih benar juga ya pepatah itu.
Hal itu pula yang pernah saya rasakan saat pertama kali mendaratkan kaki di kota Daeng Makassar. Banyak hal yang saya rasakan berbeda dari tempat tinggal saya sebelumnya di Magelang dan Jogja mulai dari makanan, bahasa, adat istiadat sampai kebiasaan masyarakatnya. Kali ini saya mau cerita tentang perbedaan bahasa yang kadang bikin bete, garuk-garuk kepala tapi juga ngakak nggak karuan. Penggunaan bahasa Indonesia di Makassar telah terpengaruh oleh logat bahasa daerah setempat sehingga kadang bagi orang luar Makassar yang tidak biasa mendengarnya jadi susunannya jadi terdengar agak aneh atau kacau.
“Kita darimana?”
Bingung nggak kalau tiba-tiba di jalan ada yang bertanya, “kita darimana?”- kita??? Saya bingung dong pertama kali sampe di Makassar tiba-tiba ada orang nanya begitu, menurut sepengetahuan bahasa Indonesia saya ‘kita’ adalah kata ganti orang yang merujuk pada si pembicara dan orang yang diajak bicara. Lhah, kok doi tanya ‘kita darimana’. *muka cengong* Tapi sepertinya si doi ngeh saya kurang paham dengan pertanyaannya. Lalu buru-buru dia menjelaskan, maksudnya “kamu/ anda darimana”. Oalah, ternyata “kita” di Makassar adalah bahasa halus/ sopan dari “kamu” biasanya digunakan kepada orang yang baru ditemui, orang yang lebih tua, orang yang dihormati, orang yang kalo bicara kepadanya kita masih sungkan, atau orang yang lagi pedekate. Sedangkan untuk bahasa pergaulan dan cenderung terdengar agak kasar di telinga (bagi yang belum biasa) adalah “ko” seperti dalam pertanyaan “darimana ko” yang artinya juga “kamu darimana”. Sampai sekarang saya kok agak gimana gitu kalau dipanggil “ko”, rasanya kurang nyaman di telinga dan hati. Hi2.
“Ooo begitu dik”
Iiih orang-orang disini kok romantis amat deh. Begitu pikir saya saat mendengar orang-orang di kantor sering mengakhiri kalimatnya dengan kata “dik”. Oalah, usut punya usut, ternyata “dik/ di'” adalah partikel tambahan untuk menekankan suatu kalimat. Yah kurang lebih seperti “to/ tho” kalau di bahasa Jawa. Oalah ngono to…
“Mau kemana ki?”
Eitsss, bagi kamu yang bernama Kiki, Zaki, Angki, Baehaki, dan semua nama yang mengandung suku kata “ki”, jangan geer dulu kalo dijalan ada tukang becak, angkot, taksi yang tanya “mau kemana ki”, jangan berpikir kalau mereka tahu nama kamu apalagi menganggap kamu orang terkenal, karena “ki” adalah sapaan sopan (kepanjangan dari “kita” yang berarti kamu/ anda) yang biasa diutarakan kepada lawan bicara. Hihihi.
“Cocok mi, makan mi”
Bukan, ini bukan nawarin makan mi. “Mi” adalah partikel lain yang biasa dilekatkan disebuah kalimat. Ada juga partikel “ji”. Orang Makassar sendiri kalau ditanya bagaimana membedakan penggunaannya, errrr, nggak tahu udah dari sononya, pakai feeling gitu. Sampai sekarang saya juga masih sering ngasal kok, nggak sotoy nggak gahol. Hi3.
“Kasian nya kodong”
Bahasa Makassar ehm atau logat Makassar lebih tepatnya, itu memiliki banyak partikel tambahan yang biasa dilekatkan disebuah kalimat untuk menekankan inti kalimat itu, seperti partikel ki, di’, mi, ji. Satu lagi yang nggak boleh ketinggalan adalah “kodong” yang mengungkapkan sebuah perasaan kasihan atau “sorry”. Misalnya, “deh, si Anu baru saja kecopetan kodong”, atau “sakit kodong mamanya”. Tapi, kami perantau yang tinggal di Makassar malah sering menggunakan “kodong” sebagai bentuk sapaan kepada lawan bicara (ssssst jangan ditiru), misalnya seperti ini “kakak, minta tolong ambilkan minum kodong”, atau, “eh kodong, bawakan bajuku nah”. Hihihi. Ehmmm, tapi kayaknya masih masuk kok ya konteksnya.
“Tauwwa, nyamannya”
Kalau “kodong” itu diasosiasikan dengan kasihan, maka “tauwa” diasosiasikan dengan rasa kagum, pujian atau untuk menggoda lawan bicara. Contohnya, “Tauwwa, cantiknya hari ini” atau “tauwwa, yang mau pergi liburan.” Awalnya aneh juga, apa sih ini semua-semua tauwa-tauwa, tapi setelah tahu konteksnya jadi keranjingan deh pakai partikel ini. Tauwwa…
“Ededeh, lamanya ko”
Kurang lebih berarti “dohhhh lama bener lu”. “Ededeh” merepresentasikan sebuah keluhan kepada lawan bicara. Tapi klo yang ngomong kami-kami orang Jawa pasti jadi lucu deh, katanya medhok banget hi3.
“Singgah dulu sayang”
Nah kalo tiba-tiba kita ngerasa galau, nggak ada yang care sama kita. Coba deh datang ke pasar atau pusat perbelanjaan di Makassar seperti MTC, karlink, dan sejenisnya. Pasti deh kamu akan berluap kasih sayang karena banyak mbak-mbak penjual yang akan memanggil- manggil kamu sayang supaya singgah ke toko mereka. Hi3.
Sampai sekarang ya, saya masih sering aneh kalau mendengar logat atau tata bahasa orang-orang Makassar. Tapi kalau sedang di luar Makassar, suka kengen juga deh sama logat mereka ini. hihihi.
Emmm, kalau kamu, pernah punya pengalaman yang sama di kota Makassar nggak? Atau mungkin di kota lain?
kalo yg panggil2 sayang atau cinta di medan juga sering denger, terumata di pasar hehe
Waaa kayaknya panggilan sayang ini lagi ngetrend dikalangan pdagang pasar ya mba, tp cinta?? Wkwkwk…
Aku dulu lama hidup ama orang Makassar π lucu jiiii π
Tauwwaaa mbak cha, kita bisa logat Makassar ji kakak hi3…lucu2 gimana gitu yaaa
pernah pengalaman seperti itu, jadi terpaksa mayun kayak orang bingung aja jadinya….
Hahaha… anda lupa membahas 1 kata lagi yaitu “o pallee..” pasti anda pernah dengar di makassar dan mengundang tawa kan?
Kitah dan Kitak itu beda di makassar
Kalau Kita “a lepas” artinya We
Kalau Kita’ akhiran ada hamzah atau ‘ain mati artinya You :v
Makasih koreksinya daeng dika π
Ingat Makassar, ingat sama seorang sahabat kelahiran Takalar … yang paling saya suka adalah logatnya saat bilang, “Astaga, kodong!” π
Iya kdg2 kita jd akrab atau malah kebawa sm logat tmn deket kita ya, saking seringnya denger hehehe.
Sy dulu jg gt sm tmn yg asli bandung hehe
Kodong baru semua kii dengar bahasanya logat makssar. Kasiannu dii:(… ini logat saya yahhh!!! Makassar bisa tonjii logat jakarta. Ndak selamanya itu mas logat makassar kami pakeee
Halo Andika,
Sy menceritakan pnglaman saya sbg perantau yg tgl di Makassar saja, dan nggak menceritakan ttg logat makassar yg dipakai perantau makassar di jkt π no offense ya.
Sy rasa smkn bagus km switch ke berbagai logat berarti kmampuan adaptasi km thd suatu bahasa bagus donk
Kodong..kasianna jawayya π
kodong itu artinya apa
bilang ajah bahasa makassar. Apa ajah kamu mau ketahui …. Jawab minimal 10 pertanyaan
Kitaitu kamu artinya itu bahasa sopan,,, daeng artinya kaka. Sama dgn mass.
Tonji artinya begitu. Sayang itu cuma rayuan ajah . Ngertii boss! Sy lahir dimakassar tinggal di samarinda.
Terimakasih atas koreksinya π
Sipp. Mass
. Heebat yahh kamu mass sampai2 ngerti jg bahasa sy.
. Makassar mananya kamu pernah dulu jalanin ???
Kodong..kasianna jawayya..hahahahah
saya turunan makassar (tapi ga bisa ngomong makassar). tapi keluarga besar saya kalau ngomong kaya gini…
oh ya jangan lupa ‘anunya si anu’ =))))))))
Inilah slh satu k kayaan indonesia yg kaya dgn berbagai bhs daerah?
Inilah slh satu k kayaan indonesia yg braneka ragam bhs daerah?
Saya asli bugis makassar dan tinggal di makassar artikel anda bagus secara tidak langsung anda memperkenalkan bahasa kami atau dialek kami artikel anda bermanfaat π
Bede iya? Knp nda di bahaski?haha
Bede kan artinya katanya π
kodong tuh artinya apa
Wah Jadi Pengen, ke makasar…