Career break
Career break, what to do? Sumber gambar dari sini
Sekitar 2 tahun lalu, saya nggak sengaja ketemu Tien- seorang gadis Jerman keturunan Vietnam- yang ketika itu sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia. Tien akan stay selama beberapa hari di Makassar sebelum melanjutkan perjalanan ke Toraja dan terus ke Sulawesi bagian utara.

Tien yang saat itu berada di usia 20-an akhir merasa sangat jenuh dengan pekerjaannya. Akhirnya setelah melalui berbagai pertimbangan, Tien memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan mengambil career break selama beberapa bulan dan mengisinya dengan melakukan traveling keliling Asia, pulang kampung ke Vietnam, dan mampir ke Indonesia.

Setelah merefresh pikirannya dengan traveling jangka panjang, Tien berencana kembali ke Jerman dan mencari pekerjaan baru di bidang yang memang ia dambakan sejak lama. Beberapa saat setelah Tien kembali ke Jerman, saya mendapat kabar bahwa ia telah kembali bekerja di sebuah perusahaan besar asal Swedia sesuai dengan bidang yang diincarnya.

————————————————————-

Begitulah awal saya mengenal istilah career break, sebuah jangka waktu dimana seseorang berhenti dari pekerjaan untuk pengembangan diri atau kemampuan profesionalnya.

Career break mungkin belum menjadi hal yang jamak untuk masyarakat Indonesia. Gambaran sederhananya, seseorang yang sudah mapan dengan pekerjaannya dan berada dalam zona nyaman, ketika memutuskan berhenti bekerja maka tidak ada lagi pendapatan bulanan. Lalu, darimana mau menutup biaya hidup? Apalagi kalau sudah ada cicilan mobil, rumah atau sudah berumah tangga. Hal tersebut pasti menjadi pertimbangan utama, apalagi dari sudut pandang orang tua.

Latar belakang seseorang mengambil career break juga bisa berbeda- beda. Ada yang yang jenuh dan stuck dengan pekerjaannya, bosan dengan rutinitas yang sama setiap hari, kehilangan gairah hidup (duh), atau berbagai alasan pribadi lainnya misalnya saja karena patah hati seperti Elisabeth Gilbert di Eat, Pray, Love. Atau seperti karakter pemeran utamanya Negeri Van Oranje yang lanjut kuliah di Belanda setelah melipir dari rutinitas pekerjaan masing- masing.

Lamanya career break juga bervariasi bisa 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, bahkan setahun lebih. Tergantung kegiatan yang dilakukan misalnya, seseorang yang keluar dari pekerjaannya untuk kuliah, kerja sosial/volunteering, traveling, atau mewujudkan cita- cita yang tertunda. Ibu yang keluar sementara dari pekerjaan (maternity leave) juga bisa dikategorikan sebagai career break lho ternyata.

Career break  pun tak selamanya harus keluar dari pekerjaan. Beberapa perusahaan memberikan fasilitas cuti besar, biasanya selama 30 hari, setelah bekerja 5 tahun misalnya. Jika nggak resign dari kantor lama, tahun depan saya sudah berhak dapat cuti besar. Yah walaupun berdasar pengalaman nggak dikasih langsung 30 harinya juga sih (tergantung bolpoin nya bos mau nulis apa). Ada juga perusahaan yang bisa memberikan unpaid leave alias cuti diluar tanggungan. PNS setahu saya bisa ambil unpaid leave ya.

Intinya setiap orang pasti butuh break kan. Butuh jeda sejenak setelah menjalani rutinitas yang sama selama bertahun- tahun. Jeda untuk mengkalibrasi pikiran supaya otak nggak senewen dipakai kerja terus. Percayalah, terkungkung dalam zona nyaman itu berbahaya, kawan. Saya sih nggak mau saking nyamannya kemudian hanyut terjebak ikut arus rutinitas, as the water flows, seperti kata pepatah. Lhaa kalau ngalirnya ke comberan gimana?

Namun, career break juga nggak bisa semata- mata impulsif karena bosan atau stres di kantor kemudian besoknya resign donk ya. Sangat perlu dipertimbangkan kalau sudah nggak ngantor, besoknya mau kemana, makan apa, bayar pulsa pakai duit siapa, mau ngapain aja, manfaat apa yang bisa didapat, dan setelah break mau gimana.

Kenapa pula di hari pertama tahun 2016 ini kok saya tetiba bicara tentang career break, tak lain dan tak bukan, karena sesungguhnya saya ingin sekali mengambil career break tahun kabisat ini demi kesehatan jiwa dan raga dan prinsip work-life balance. Be it for master study, travelling, or maternity leave maybe (lhaaaa nikah aja belum).

Anyway, selamat tahun baru 2016, semoga menjadi tahun yang menyenangkan dan membahagiakan buat kita semua, semoga makin giat berusaha supaya bisa coretin satu- satu wishlistnya ya. Oh ya, dan semoga saya beneran bisa career break tahun ini. I’m working on it

Aminnya doooooooonk!!…. aamiiiiinnnn

PS: Yang pernah ambil career break, cerita yuk pengalamannya….

34 thoughts on “Career Break, Siapa Berani?

  1. aduh!!! sesuai banget sama perasaan hati. udah 15 tahun jadi kapitalist pengen banget career break.

    kemaren udah coba liburan, lari trail, makan enak, nonton konsert ngga bantu ih 😦 bokek iya.
    tapi masih mikirin nanti biaya sekolah anak -anak gimana 😦
    kepikiran juga jadi relawan (di bidang kesehatan) dan baru mau mulai tahun ini. wish me luck lah. setidaknya ada suasana baru buat gw. thank you for this posting!!

    1. Waah best luck ya mb kiky, udah mau mulai *kasih kembang*. Tp dpt fasilitas cuti besar kan mb biasanya klo uda taunan kerja gitu?

      Faktor finansial emg jd pertimbangan utama klo mau break y. Aplg yg uda pny anak gede2.

      1. yes betul. makanya dana darurat yang sering dikoar koarkan para FP terkemuka tanah air ternyata betul adanya hahahhaha. ternyata bisa dieksekusi untuk hal hal kayak gini.
        gw lupa cerita, temen gw seumur gw ada yang karir break juga 3 minggu aja dia bengong udah setahun malah ternyata lebih “sibuk” dibanding jadi pegawai (dengan hidup yang lebih “content” tentunya). sekarang malah mgga mau balik lagi :))
        emang harus banyak cari tau, nanti ada aja idenya mau ngapain.

    1. G bisaaaa mbak. Yg ada mlh dikasih surat phk ntr hahaha. Jarang kyknya ya di indonesia yg mau ksh unpaid leave. Jgn2 pas kita mau balik lg, kursinya udah ada yg nempatin. Kan kzl.

      1. Iya mb setauku ada kok kementrian yg bisa kasih unpaid leave ya. Buat kuliah lg atau ikut pasangan kuliah lg.

        Waaa pasti bank asing kan mb. Itu 30hari bisa diambil kpn aja mb? G pake syarat2? Lumayan lah klo bisa gitu yaa

  2. Pernah kepikiran untuk ambil career break, bahkan iseng nanya ke Manager dan beliau kasih cuti 1 tahun. Tapi lalu terpikir, bagaimana nanggung biaya hidup selama setahun itu. Akhirnya gak jadi hahaha …

    Sepertinya selalu ada ya masa-masa seperti ini setelah tahunan kita bekerja. Salah seorang temanku yang ‘beruntung’ baru saja ngambil career break dan melakukan perjalanan keliling Asia selama enam bulan. I wish I could do the same thing 😀

    1. Wiiih baek bgt managernya mas. Kirain mas bart udah full time travel blogger, trnyt msh kantoran jg trnyt *tosss*
      Sptnya career break lbh feasible diambil sm cewe ya, dgn status cowok yg jd sumber nafkah utama. Tapi ya banyak juga sih cowok yg ambil career break. But it really takes guts to do it. Dan planning yg g main2 tentunya. Smg bisa career break beneran yaaa 🙂

      1. Aku masih kerja, cuma memang jadwalku memungkinkan libur lebih lama. Soalnya cuma kerja dua minggu aja per bulannya, dan libur dua minggu juga.

        Hahaha iya sih ya, kalau begitu enak. Untuk wanita yang sudah berpasangan. tapi temenku yang laki-laki ada sih yang ambil career break juga. Menurutku tergantung beberapa factor juga. Seperti tanggungan keluarga dan lain-lain. Amiin amiin 🙂

  3. Sebelum kerja lagi di tempat sekarang saya career break selama 6 bulan. Sebenarnya kontrak hampir habis, boss sudah menawarkan pepanjangan, tapi karena suasana kerja udah mulai gak nyaman, ya saya keluar aja. Selama career break saya ikutan training bayar sendiri selama dua bulan untuk men-charge pengetahuan biar nambah ilmu, hehehe…
    Di negara barat orang mudah dapat pekerjaan karena memang sistem yang sudah baik. Di negara kita kalo punya keahlian yang mumpuni juga udah dapat kerja. Tapi kalo cuma punya kemampuan rata-rata jangan coba-coba career break bisa bertahun jadi “pengacara” alias pengangguran tanpa acara, hahaha…

  4. iya untuk PNS ada cuti di luar tanggungan negara, alias nggak digaji selama setahun
    aku pernahnya sih ngambil 3 bulan (ini dapatnya setiap 6 tahun), itu karena lagi susah cari prt, padahal anak2 masih kecil.. alhamdulillah setelah sebulan cuti dapat yg jaga anak2

  5. Career break ini tergantung situasi dan kondisi juga sih ya, kalo memang kondisi keuangan bisa mencukupi untuk gak dpt gaji dlm kurun waktu tertentu knp tidak 🙂

      1. kabar baik mbak, ternyata masih ingat padaku juga *terharu*, btw kita jgn gangu lapak orang, ayo ngobrol di blok ku aja,hehe * dijitak Rosa*

  6. Saya pernah ambil career break selama 8 bulan, mengundurkan diri dari tempat kerja ketika posisi sudah bagus (masih single tapi sudah bisa beli rumah dengan gaji sendiri). Ambil career break karena jenuh dengan pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Selama 7 bulan diam aja di rumah sambil ngawasin renovasi rumah, abis itu cari kerja yg santai tapi gajinya cukup.. Untungnya dapat kerjaan yg dimau.. Abis itu menjalani hidup lebih tenang meski duit gak sebanyak dulu..

    1. Waaah pasti seneng ya teh pilihan yg diambil beneran bikin lbh bahagia gitu teh.. Kdg yg bikin mikir berulang kali kan soal pndapatan nanti gimana klo turun krn udah kebiasa sama yg skrg. Tp hidup kan mmg tentang pilihan ya 🙂

    1. Hahaha skripsi break kali 😂😂😂😂 kuliah msh byk liburnya keleus

      Etapi klo dibarat sana ada tuh yg namanya gap year. Jadi begitu lulus sma, ada 1 tahun kosong sblm msk kuliah. Bisa buat traveling, part time, atau ngapain aja suka2. Telat ya mau gap year jugak

      1. Skripsi break 😀 wkwkw pengalaman mbak? bisa sih wkwkwk

        Banyak liburnya, tapi kadang bikin jenuh wkkww 😀

        Enaaaak juga ya itu? setelah 2 semester ada gap year lagi nggak mbak? terus kapan lulusnya wkwkw 😀

Leave a reply to BaRTZap Cancel reply