Wisata Kuliner di Makassar, Ayoook!

Kalau di posting sebelumnya udah bahas like and dislike dari Makassar, sekarang kita bahas yang enak- enak dan unik-unik dari Makassar yuk. Jadi, mari saya mulai dari perkara yang bikin orang ngantuk jadi melek, orang kenyang jadi laper, yaituuuuu, yak betul, Kuliner! *jayus*

Pisang Ijo, Konro dan Coto Makassar! Nah, pasti tiga makanan ini kan yang langsung terpikir kalo diajak kulineran Makassar. Padahal masih buanyaaak lho kuliner lain yang patut dicoba kalo lagi ke Makassar. Saya akan coba posting yang sudah pernah (sering) saya makan, makanya postingan ini akan tambah panjang karena saya mau terus nyobain kuliner-kuliner seru Makassar dan sekitarnya. Cusssss!

1. Coto Makassar

Kalo Coto mah, memang wajib dicoba kalau lagi di Makassar. Nah ada beberapa tempat makan coto antara lain Coto Gagak di Jl. Gagak, Coto Daeng di Jl. Karunrung, Coto Nusantara di Jl. Merpati dan Jl. Nusantara, Coto Putih di Jl. Abd. Daeng Sirua, Coto Paraikatte di Jl. AP. Pettarani.

Nah-nah apa coba bedanya “coto” dengan “soto”??? –tebak-tebakan standar tour guide di bis. Jawabannya adalah, kalau “soto” dibuat dari daging “sapi”, kalau “coto” dibuat dari daging “capi”. *krik krik krik*

Coto Nusantara

Coto itu hidangan daging dan jeroan sapi yang direbus sampai empuk dan disajikan dengan kuah khas berempah dan dimakan menggunakan buras/ ketupat. Kuahnya katanya dibuat dari air cucian beras atau tajin, makanya rasanya gurih. Kalau buras itu semacam lontong yang gurih karena dimasak dengan santan.

Lucunya pernah ada teman dari Jakarta tanya, ini gimana ya makan cotonya? Mungkin dia bingung dengan berbagai macam aksesoris makan coto yang ada di meja: daun bawang+bawang goreng, sambal, kecap, jeruk nipis, ketupat mini/ buras. Jawab saya: Udah masukin aja semua (kecuali ketupat) sambil disesuaikan sama selera lidah masing2. hehe.

Oh iya, orang Makassar itu paling suka makan dengan condiment jeruk nipis. Mau nasi goreng, mi goreng, bakso, coto; apapun makanannya pokoknya musti ada jeruk nipisnya.

2. Pisang Ijo

Makassar itu ibarat kota sejuta pisang. Dimanaaa manaaa banyaaak orang jual pisang. Mau jenis apa juga ada. Makanya banyak juga yang jualan olahan pisang, salah tiganya ya pisang goreng, pisang ijo dan pisang epe.

Pisang Ijo Bravo
Pisang Ijo Bravo

Es pisang ijo ini emang nikmat kalau di minum (atau dimakan ya?) saat cuaca lagi panas-panasnya. Pisangnya dibalut dengan adonan tepung yang diberi pewarna hijau (makanya namanya “pisang ijo”) dipadukan dengan bubur sum-sum, es serut, susu kental manis, dan sirup merah DHT. Nah, konon katanya salah satu yang membuat khas pisang ijo asli Makassar adalah karena dia memakai sirup DHT yang hanya dijual di Makassar dan sekitarnya.

Salah satu kios yang terkenal dengan pisang ijo adalah Warung Bravo di Jl. Andalas. Tapi, kalau saya lebih suka pisang ijo di Kafe Mama di Jl. Serui, porsi nya pas, tidak terlalu besar dan tidak terlalu manis.

3. Pisang Epe

Tidak susah menemukan penjual pisang epe, karena di sepanjang jalan tepian pantai Losari berderet penjual pisang epe kalau sore tiba. Pisang epe ini adalah sejenis pisang raja mengkal (belum matang utuh) yang dibakar lalu diberi taburan macam-macam mulai dari gula jawa, coklat, keju, sampai durian.

Pisang Epe
Pisang Epe- pisangnya sampe nggak keliatan ketutupan sama coklat

Nah, walaupun banyak yang penjual pisang epe, kualitas antar pedagang ini nggak sama lho. Jadi kalau mau beli harus liat-liat dulu mana yang kira-kira produknya meyakinkan. Rekomendasi teman saya yang salah satu yang patut dicoba itu warung pisang ijo yang ada di depan kantor BNI Somba Opu, masih di tepian pantai Losari.

Oiya, ngomongin pisang goreng, orang Makassar suka makan pisang goreng pakai sambel lho. Waktu itu saya pernah makan pisang goreng sama teman dari Lithuania, mereka agak surprised karena kok makan pisangnya pake sambel, sedangkan makan ubi gorengnya pake gula pasir, apa nggak kebalik ya. Tapi, akhirnya kita malah ngekek-ngekek sambil ngemil pisang pake sambel, ubi pake gula. haha

Pisang goreng pake sambel, ubi goreng pake gula pasir
Pisang goreng pake sambel, ubi goreng pake gula pasir

4. Pallu Basa

Nah kalau yang ini belum pernah dengar ya? Mirip-mirip coto kok, sejenis sop daging dengan bumbu rempah dan     parutan kelapa sangrai. Awal-awal di Makassar saya lumayan rajin ke warung pallubasa, tapi semakin kesini malah jadi lebih sering ke warung coto.

Tempat yang cukup terkenal adalah Pallu Basa Serigala dan Pallu Basa Onta. Bukan, bukan dibuat dari daging serigala apalagi onta, tapi karena dijual di jl. Serigala dan di Jl. Onta. *nyengir*. Kalo mau pallu basa versi kaki lima bisa datang ke pojokan Jl. Rusa, porsinya lebih besar dan lebih murah.

5. Mie Kering

Bosan dengan daging-dagingan? Bisa coba alternatif yang satu ini : mie kering! Yup, kenapa disebut mie kering karena memang mie nya digoreng ampe kering keriting baru disiram kuah kental semacam capcay berisi sayur, bakwan, ayam, dan kadang seafood.

Mie Awa
Mie Awa

Beberapa warung mie kering yang terkenal adalah Mie Titi di Jl. Irian, Jl. Datu Museng, Jl. Boulevard ; Mie Awa Jl. Pattimura, Mie Anto di Jl. Bali.

6. Kapurung

Kapurung adalah makanan khas dari daerah Luwu, masih di Sulawesi Selatan, yaitu semacam sup asam yang dibuat dari sagu (mirip papeda di daerah Maluku yang dibentuk jadi bulatan kecil-kecil) lalu dimasak dengan sayuran, ikan, udang, dan menggunakan tambahan buah asam patikala sehingga rasanya asam suegerrrr. Kalau suka pedas ada pilihan sambal teri, sambal mangga, dan sambal kacang. Maknyussss!

Kapurung
Kapurung

Selain kapurung, daerah Luwu masih punya makanan khas lainnya yaitu Lawa, semacam sushi khas Makassar, karena terbuat dari daging ikan mentah yang dicampur dengan parutan kelapa, garam, jeruk nipis, cabe, dan bumbu lain. Dan, hasilnya enakkk lho! Nggak kerasa anyir ikan mentah, yang ada rasa ikan yang manis, gurih, sedikit asam dan pedas!

Lawa
Lawa

Ada juga dange, semacam sagu kering yang biasa dimakan dengan lawa. Tapi kalau saya kurang suka dengan dange karena ada aroma khas sagu yang kurang cocok dengan hidung saya.

Dange
Dange

Untuk menikmati makanan khas Luwu ini kita bisa ke rumah makan Aroma Luwu di Jl. Perintis Kemerdekaan, dekat dengan kampus Unhas.

7. Jalangkote 

Selain makanan-makanan berat diatas, Makassar juga punya jajanan yang menggugah selera lhoh. Salah satu yang terfavorit adalah jalangkote, semacam pastel yang berisi wortel, bihun, kentang, kadang ubi, dan dimakan dengan cocolan saos asam pedas khas Makassar. Salah satu tempat yang terkenal dengan jalangkote adalah Jl. Lasinrang, tapi kalau saya sih lebih sering beli di depan SD deket kantor, sama enaknya kok hehehe.

Jalangkote
Jalangkote

Nah nah, udah mulai ngiler belum? hehe…banyak ya makanan di Makassar yang bisa di coba, eitsss tapi masih banyak yang lain lho, masih ada sop saudara, konro, pallu mara, aneka ragam seafood, sop ubi, dan lain-lain yang siap dicoba! Tunggu kelanjutannya ya…:D

13 thoughts on “Wisata Kuliner di Makassar, Ayoook!

      1. ahahaha iya harga2 makanan di Makassar kadang suka ga masuk akal. Aku belum pnh makan naskun Riburane yang kondang mahalnya itu đŸ˜€

        naskun langganan deket kantor cuma 13ribu udah full pake daging, paru, telor, tahu tempe, sayur hahaha

      2. ihhh sumpah deh berasa menohok banget 100rb bertiga cuma buat sarapan naskun. eh pas aku googling ternyata si naskun itu dapat julukan “naskun termahal”
        nyiahahaha =))

        aku lg liburan di jogja, sini ka oca terbang k jogja dulu

Leave a comment