Gili Trawangan: Merasa Asing di Negri Sendiri

Asing. Sepertinya kata ini mendominasi pikiran saya saat kunjungan singkat saya ke Gili Trawangan awal April 2013 lalu. Bukan hanya karena populasi wisatawan yang memadati pulau kecil ini memang sebagian besar adalah orang asing, tetapi suasana yang saya rasakan juga jadi ikut terasa asing.

Jejeran orang sedang berjemur di pantai, lalu-lalang bule-bule yang cuma pakai bikini, dentuman musik kafe, aah serasa bukan di Indonesia…..Jadi berasa seperti orang asing dan minoritas di negeri sendiri lho. Kemana-mana ketemunya sama traveler asing, jarang sekali ketemu dengan orang lokal kecuali tour guide atau orang lokal gili.

Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan dari jendela pesawat

Gili Trawangan, sebuah gili alias pulau kecil di Lombok Barat, bagian dari trio gili dengan Gili Air dan Gili Meno, adalah gili terbesar sekaligus terpadat dengan kunjungan dan aktivitas pariwisata.

Sepanjang tepi pantai penuh dengan cafe, bar dan tempat penginapan; dan tentunya orang-orang asing terutama dari Eropa dan Amerika sedang asyik berjemur atau sekedar ngafe dengan teman-temannya.

Jalanan di Gili Trawangan

Jalanan di Gili Trawangan
Ironi
Ironi

Cerita dari teman saya yang asli Makassar ketika selesai sholat, ia bertemu seorang pak haji tua yang ternyata juga perantau dari Makassar. Merasa bertemu saudara sekampung, pak haji yang sudah berpuluh tahun antusias sekali bercerita terutama tentang pengalamannya hidup di Gili Trawangan. Teman saya yang agak surprise melihat situasi gili yang penuh dengan bule berjemur dan kesana-kemari menggunakan baju minimmmm, jadi lebih surprise lagi ketika Pak Haji bercerita bahwa sekitar tahun 1970an lalu, masa-masa awal Gili Trawangan menjadi tempat wisata malahan turis-turis itu kesana kemari telanjang bulat dong! Pak haji yang merasa miris cuma bisa astaghfirullah2 sambil sering2 bawa handuk untuk dipinjamkan ke turis-turis itu untuk menutupi, setidaknya bagian vital mereka, ehem.

Gili Trawangan

GIli Trawangan

Well, saya agak kikuk juga ya menit-menit pertama di Gili Trawangan. Saya takut refleks melototin sesuatu yang menarik *alah*. Tapi, alhamdulilah karena saya datang dengan rombongan, jadi kami langsung fokus dengan kegiatan grup yaitu main games. Dan main games ramai-ramai dipantai, sementara yang lainnya lagi asyik santai berjemur itu sesuatu lhoh. Serasa jadi artis, banyak yang sedang lewat atau berjemur jadi ikut memperhatikan kami yang heboh main ular naga sama tarik tambang. hahaha.

Tarik Tambang berhadiah kacang :D
Tarik Tambang berhadiah kacang 😀
Ular Naga Panjangnyaaa
Ular Naga Panjangnyaaa

Kata tour guide kami, Gili Trawangan itu baru terasa lebih hidup kalau sudah malam dengan banyak bar dan cafe yang menggelar acara party. Nah, kalau tidak sempat mencicipi kehidupan malam Gili Trawangan karena hanya singgah se-siang-an saja, terus ngapain ya. Tenang, kita masih tetap bisa menikmati pesona gili cantik ini kok.

Kalo pengen liat suasana pulau, bisa keliling-keliling pulau dengan jalan kaki, bersepeda atau naik cidomo. FYI, tidak ada kendaraan bermotor di gili Trawangan, jadi dijamin bebas polusi asap kendaraan bermotor. Tapi, polusi udara tetap ada karena kotoran kuda penarik cidomo dimana-mana. hehe. Cidomo [singkatan dari cikar-dokar-mobil] adalah kendaran tradisional khas Lombok perpaduan dari cikar karena bentuknya seperti gerobak, dokar karena ditarik oleh kuda/ sapi, dan mobil karena menggunakan ban mobil untuk bagian rodanya.

Cidomo: Cikar-Dokar-Mobil
Cidomo: Cikar-Dokar-Mobil

Btw, waktu mau nyewa alat snorkel saya ketemu sepasang bule yang lagi nyewa sepeda, dan mas bulenya punya tatoo di punggung atas bergambar peta dunia, yang asli cooolll banget. Sebenernya saya mau minta foto tatonya tapi masnya lagi sibuk milih-milih sepeda jadi nggak enak mau ngganggu. Dan katanya lagi, gili Trawangan itu kalau di luar negri memang terkenal sebagai destinasi untuk honeymoon. Jadi ya pantes kalau yang datang banyak couple2 gitu.Cieee…

Nah, kalau mau menikmati dunia bawah laut gili Trawangan bisa snorkeling atau diving. Atau sekedar sunbathing atau berenang di pinggir pantai juga bisa. Banyak operator selam atau tempat penyewaan alat snorkel yang menyediakan paket-paket snorkling atau diving, sekalian bisa juga untuk ambil license menyelam.

Latihan Diving
Latihan Diving

Saya dan teman-teman sempat snorkling di dekat Gili Meno, saat menuju ke lokasi snorkling kami menggunakan glass bottom boat sehingga bisa melihat pemandangan bawah laut di sepanjang perjalanan. Tapi sayang, banyak karang yang mati dan sudah berwarna putih 😦 Karakter koral di sekitaran gili juga sebagian jenis coral table yang lebar tapi kurang berwarna.

Underwater Gili Trawangan
Underwater Gili Trawangan

Intermezzo. Pagi-pagi saat sarapan di hotel di daerah Senggigi, saya ketemu anak kecil yang imuuuuut banget. Namanya Christopher, anak Brazil yang tinggal di Singapore dan baru umur 4 tahun, tapi lucu dan pinter banget. Kita mainan tangkap kepiting kecil sambil dia nya heboh teriak-teriak kalau liat kepiting lari-lari. hihihi. Pengen ta’ bawa pulang deh si Chris ini, hihihi.

Christopher- ini anak Brazil cuteee bangettt
Christopher- ini anak Brazil cuteee bangettt

14 thoughts on “Gili Trawangan: Merasa Asing di Negri Sendiri

  1. Chris kecil ini memang menggemaskan ya 😀 lihat fotonya saja sudah gemas, apalagi melihat dia heboh pas ngelihat kepiting lari hihihihi

    1. gemesss banget mbak, ada lagi kakaknya cewek agak gede namanya bianca, sama unyu nya. mereka ngoceh2 terus sll waktu nangkepin kpitingnya sambil bilang2 “be careful, we don’t wanna hurt these crabs” uuuhhh pinterrr

    1. Hehe, kyknya ramean bulenya drp org indonesia nya mb. Jd dibikin tmpt n suasananya mrp di tmpt bule2 ini berasal. Aplg kafe2nya gt jg byk yg dimiliki oleh mrk.

      Tp seruu sih mb, ak mau kesana lg. Msh pnasaran itu klo malem kyk apa ya. Siang aja udah rame begitu. Hehehe

Leave a reply to mebigina Cancel reply