Sengkang dan Sutra

Hampir satu bulan sejak weekend travel ke Tanjung Bira saya gak kemana-mana. Antara kantor, mall, dan kos. Bosan banget. Iseng-iseng ngobrol dengan teman kantor, tercetuslah ide untuk sebuah perjalanan singkat ke Sengkang.

Sengkang adalah ibu kota kabupaten Wajo, salah satu wilayah di Sulawesi Selatan. Ehm, saya juga baru tahu kota ini saat datang Makassar. Tapi, jangan salah kota kecil ini adalah tempat kain sutra khas Sulsel berasal. Dan kalau masih ingat pelajaran geografi SD dulu, disini pula terdapat Danau Tempe, yang konon merupakan penghasil ikan air tawar terbesar di dunia! Hey, Sengkang here I come….

Makassar- Sengkang PP dapat ditempuh +/- 4-5 jam dengan kendaraan pribadi dan travel. Tiket untuk travel sekali jalan antara Rp.50.000,- s.d. Rp.60.000,-. Keliling-keliling Sengkang bisa mengandalkan becak motor dengan tarif yang cukup terjangkau.

Saya lumayan beruntung karena salah satu nasabah rekan saya adalah pengusaha kain sutra. Setelah ditelepon, pak Haji bersedia mengutus anaknya mengantarkan kami melihat proses pembuatan kain sutra di workshopnya (many thanks to Mas Taufiq).

Cantiknya kain sutra itu ternyata butuh proses yang lumayan panjang. Berawal dari bibit ulat sutera dipelihara dan diberi makan daun murbei sampai mereka tumbuh besar.

Ini dia awal mulanya kain sutra cantik: telur ulat sutra
Ulat sutra dalam masa pertumbuhan

Setelah ulat mengalami fase kepompong (kokon), kepompong inilah yang diolah menjadi lembaran benang sutra indah. Setelah benang sutra dipintal, barulah ia ditenun menjadi lembaran kain, diberi motif dan warna sehingga menghasilkan beragam kain sutra dengan motif yang indah. Hmmm, panjang kaaan..

Kepompong ulat sutera

Oiya, di workshop kain sutera yang saya kunjungi, ada juga proses pembatikan seperti yang dilakukan di Jawa. Para pembatiknya pun langsung didatangkan dari Pekalongan dengan alasan ketrampilan yang lebih mumpuni. Bedanya dengan batik Jawa, mungkin motif batik tulis di kain sutera Sengkang ini lebih sederhana dan sesuka-suka pembatiknya.

Ibu pembatik ini asli dari Pekalongan, lho.
Proses mewarnai batik

Dari pengamatan sepintas, kain sutera dari Sengkang agaknya baru dijadikan sebagai bahan pakaian saja dan belum banyak dimanfaatkan untuk membuat souvenir jenis lain. Jika berkaca dari tempat lain, misalnya saja Yogyakarta, kain batik bisa disulap menjadi aneka macam benda cantik, mulai dari baju, tas, pashmina, mukena, dan beragam souvenir cantik lainnya. Hanya di satu toko saja, saya menemukan beberapa jenis barang yang dibuat dari bahan sutera seperti tas dan pashmina. Saya sendiri sebenarnya lebih suka mencari kain tradisional yang bisa dijadikan pashmina atau kerudung multi fungsi.hehe. Just call me a fabric addict then!

Saya jatuh cinta pada pandangan pertama sama tas ini. Kalo diliat dari dekat emang agak lebay sih, tapi lumayan oke kok kalo buwat kondangan. hehe

I do love this pattern!